Keteguhan Hati Dalam Menulis
“Pekerjaan yang dicintai Allah adalah yang dikerjakan terus menerus, walaupun itu sedikit. Begitu pun dengan keteguhan hati dalam menulis.”
_❤oOo❤_
PRODUKTIF MENULIS – Menulis rutin,membuat jari-jari Adra Atanid, Sang Penulis otodidak itu semakin lancar menuangkan buah pikirannya dalam barisan tulisan yang bermakna dan memikat. Dengan belajar penuh ketekunan, tak mengenal kata henti, menjadikan kualitas tulisannya makin terasah. Inilah buah keteguhan hati dalam menulis.
Lewat usaha gigih belajar menulis dan mengirimkan karya tulis ke berbagai koran dan majalah, hasilnya sungguh membanggakan. Terbukti, dengan banyak tulisan yang telah memikat hati para redaktur media massa.
Satu minggu setelah pengiriman tulisan ke sebuah koran yang terbit di Kota Bandung, Adra tidak sabar lagi untuk segera mengecek koran yang ada rubrik kesehatannya itu. Apakah tulisannya yang dikirim lebih seminggu itu akan dimuat atau tidak?
Begitu dipegang koran yang dimaksud, Adra langsung membuka ke halaman yang biasa memuat rubrik kesehatan. Raut wajahnya terlihat tegang penuh penasaran.
Akhirnya, dengan mata tidak jemu terus pandangi setiap judul tulisan yang dimuat di halaman 20 itu, ia terpana tidak percaya melihat judul tulisan yang tidak asing pernah ditulisnya terpampang di situ.
Sehatkan Bahan Tambahan Makanan. Suara hati Adra membaca judul tulisan yang terpampang itu.
Wajah kebahagiaan terlihat jelas dari pancaran ekspresi muka Adra saat itu. Dia tidak jemu-jemu memandangi judul tulisan itu. Apalagi ketika di akhir tulisan itu terpampang nama dan identitas dirinya. Inilah buah keteguhan hati dalam menulis.
Makin yakin saja bahwa itu betul-betul tulisannya yang dimuat koran kebanggaan warga Jawa Barat itu. Sungguh, koran itulah yang jadi impian Adra selama ini agar tulisannya bisa dimuat.
Kapan ya tulisan artikel dan namaku bisa dimuat, terpampang di koran terbesar serta menjadi kebanggaan warga Jawa Barat itu. Demikian bisik suara hati Adra, setiap kali ketika membaca tulisan-tulisan yang dimuat koran tersebut.
Pikiran Adra masih tidak percaya kalau artikelnya bisa tembus redaksi dan dimuat di koran idaman para penulis itu. Rasa syukur, bahagia dan bangga telah menambah motivasi Adra untuk terus menulis yang lebih bagus lagi. Menulis untuk lebih berkualitas dan tambah produktif tentunya.
**
Adra, disapa pagi ini dengan butiran cinta yang mempesona. Sapanya datang menyegarkan mata dan pikiran. Hati pun riang tanpa bayang-bayang. Hidup mencinta membuat hati bahagia dan dunia berkembang. Cintailah diri sendiri, itulah pesan pagi yang menyadarkan seluruh jiwa nan abadi.
Apa gerangan yang bikin suasana hati Adra seperti itu?
Satu minggu setelah tulisan Adra dimuat koran kebanggan warga Jawa Barat itu, ternyata masih jadi buah bibir warga kampusnya. Banyak di antara teman-temannya bangga dan mereka mengucapin selamat atas pemuatan tulisan tersebut. Bahkan, tidak sedikit di antara para mahasiswa itu yang tertarik untuk belajar menulis kepada Adra agar tulisannya bisa dimuat di koran atau majalah.
Tidak hanya itu, pihak akademik kampus di mana Adra kuliah pun diam-diam membicarakan atas pemuatan tulisan yang telah mencantumkan nama identitas kampusnya.
“Hebat ya…, tulisan Adra bisa dimuat di koran nomer satu di Jawa Barat itu.” Ungkap salah satu staf akademik termuda itu.
“Lebih hebatnya lagi, di situ ada nama identitas kampus kita sehingga bisa jadi iklan gratis sebagai media promosi. Kampus kita jadi lebih dikenal banyak orang.” Respon staf akademik senior yang diamani staf yang lainnya.
**
“Pekerjaan yang dicintai Allah adalah yang dikerjakan terus menerus, walaupun itu sedikit.”
Kata-kata itu, jadi pegangan Adra dalam aktivitas menulisnya. Terus menerus berlatih menulis setiap saat. Adra pun semakin meneguhkan hati dalam menulis. Lebih-lebih, saat ini ada komunitas yang hobi menulis di kampusnya. Keuntungan ada komunitas menulis itu bisa saling mengingatkan, menyemangati dan memotivasi untuk selalu aktif menulis di antara anggotanya.
Walau demikian, sejatinya, masih ingat dalam ingatan Adra pesan dari guru menulisnya bahwa menulis itu butuh motivasi untuk menjaga agar ruh menulis bisa terus menyala dan terjaga dalam diri seorang penulis. Motivasi yang terbesar itu harus muncul dari dalam diri penulis itu sendiri. Sebab, adanya motivasi dari orang lain, termasuk komunitas penulis itu hanya salah satu pencetus saja.
Komunitas menulis yang dikomandoi Adra itu, sering mengadakan diskusi tematik terkait tema-tema yang aktual minggu itu untuk dibahas dan menjadi ide penulisan artikel untuk rubrik opini para anggotanya.