Cerita Sang PenulisMotivasi MenulisTip Menulis

Penulis Harus Kaya, Strategi Mendapat Honor Tulisan

“Penulis harus kaya agar ide-ide menulisnya terus mengalir menjadi sebuah karya tulis. Pikirannya tidak dibebankan dengan urusan dapur, tetapi dengan hidup berkecukupan itu pikirannya difokuskan untuk menggali ide bahan tulisannya. Pada akhirnya, kualitas tulisannya makin baik, berkualitas dan bermanfaat bagi banyak pembacanya.”

Arda Dinata
Oleh: Arda Dinata

_❤oOo❤_

PRODUKTIF MENULISRIAK KEHIDUPAN ini merangkai cerita yang tidak bertepi, tetapi pasti berujung pada kematian. Namun demikian, satu titik cerita kehidupan akan membuat rangkaian cerita baru yang bisa dinikmati oleh mahluk hidup lainnya.

Rangkaian alam dan perilaku mahluk hidup di dalamnya itu sungguh mengandung pelajaran luar biasa bagi siapa pun yang mau berpikir. Seperti scane fragmen kehidupan yang Sang Penulis, Adra Atanid rasakan ketika mengamati kehidupan pedagang di Pasar Kosambi Bandung saat kuliah dulu.

Walaupun kondisi kios-kios di dalam pasar itu sudah tutup sejak sore hari tadi, tetapi aktivitas para pedagang berganti wajah dengan para pedagang lain yang menjajakan makanan siap saji di sepanjang sisi jalan di depan Pasar Kosambi itu. Aktivitas tersebut terus berlangsung sampai tengah malam. Sampai saat suasana menjelang pergantian malam di sekitar Pasar Kosambi Bandung itu masih terlihat ramai.

Para pedagang penjual aneka makanan itu, menjelang pergantian hari mulai menutup diri diganti pedagang lainnya dengan penjual berbeda. Jongko-jongko dadakan tukang sayuran dan aneka barang dagangan lainnya pun mulai berdatangan satu demi satu memenuhi trotoar sepanjang jalan Pasar Kosambi Bandung tersebut.

Dengan ditemani dinginnya udara dini hari dan penerangan seadanya, mereka mulai mulai ramai menjajakan barang dagangannya masing-masing sampai menjelang siang hari. Saat pagi hari dan menjelang siang, kehidupan para penjual itu siap digantikan dengan para pedagang berbeda yang biasa berjualan di siang hari. Begitu pun kios-kios dan toko-toko di dalam Pasar Kosambi dan pinggir jalan telah siap buka melayani para langganannya. Demikian, roda kehidupan para pedagang dengan aneka perputaran rejeki berputar setiap hari.

BACA JUGA:  Kalimat Pembuka Tulisan yang Menarik

Sungguh luar biasa, fragmen kehidupan yang ada di Pasar Kosambi itu telah mengajarkan banyak hal pada kita yang mau berpikir. Terutama terkait bagaimana setiap manusia itu harus menyongsong rejeki yang sudah disebarkan oleh Tuhannya. Tugas kita, tinggal usaha maksimal dan dengan doa penuh keikhlasan siap menjemput rejeki yang telah disebar-Nya.

Seorang peserta pelatihan menulis bersama Adra Atanid terlihat tidak sabaran dan penuh penasaran menyela untuk bertanya, “Lalu, apa hubunganya dari cerita kehidupan di pasar itu dengan strategi mendapatkan honor tulisan secara terus menerus tersebut ya?”

Baik, mari kita ikuti penjelasan Sang Penulis, Adra Atanid terkait bagaimana penulis harus kaya, strategi mendapat honor tulisan secara terus menerus berikut ini!

❤oOo❤

“Kita bisa belajar dan mengambil ibroh dari kehidupan di Pasar Kosambi yang telah saya cerita itu. Secara prinsip, kita harus sadar bahwa setiap manusia itu sudah ada jatah rejekinya masing-masing. Ada pedagang yang mendapat rejekinya di waktu pagi, siang, malam dan bahkan dini hari.

Semua itu tergantung strategi para pedagang dalam waktu berjualan dan jenis barang dagangan yang dijualnya. Itu semua pasti ada ilmu dan pengalamannya masing-masing yang perlu dipelajarinya agar rejekinya terus mengalir.

Penulis harus kaya. Begitu pun, kita sebagai penulis agar rejeki honor tulisan yang didapatkan terus mengalir maka perlu strategi dan cara yang tepat untuk memasarkan kehalian menulis yang dimiliki,” urai Adra penuh semangat menanggapi kepenasaran peserta pelatihan menulis tersebut.

“Strategi seperti apa yang Kang Adra lakukan untuk mensiasati agar rejeki dari menulis itu terus mengalir ya?” Demikian respon peserta lainnya menanggapi penjelasan yang disampaikan Adra.

“Kunci utama untuk mengalirkan pundi-pundi rejeki dari honor tulisan, maka setiap penulis itu harus kreatif dan produktif menulis menghasilkan karya yang siap dipasarkan untuk para pembacanya.

BACA JUGA:  Menulis dengan Ilham

Era digitalisasi saat ini, banyak media yang dapat digunakan oleh para penulis untuk menjual dan memasarkan setiap karya tulisnya. Baik yang berupa artikel lepas maupun sebuah buku. Sebab, jujur kita tidak tahu tulisan atau karya buku yang mana yang akan laris di pasaran sebagai pundi-pundi rejeki honor menulis yang akan terus mengalir itu.

Di sini, kuncinya penulis itu harus kreatif. Kreatif itulah yang membedakan dan menggerakkan seorang penulis itu akan tetap produktif menulis dalam kondisi dan suasana apapun. Tanpa kreatif, sungguh sulit sebuah karya tulis itu terus dihasilkan dari seorang penulis.” Demikian penegasan yang Adra sampaikan menanggapi kunci agar honor dari menulis itu terus mengalir. Penulis harus kaya.

❤oOo❤

Karya tulis yang kita hasilkan itu, tidak hanya produktif dari segi jumlah. Tetapi, agar tulisan kita dicintai pembaca maka karya tulis yang dibuat juga harus berkualitas baik dan bermanfaat isinya bagi pembaca.

Sesungguhnya kata-kata yang penulis tuangkan dalam sebuah karya tulis itu lahir karena kreatifitas pikiran penulisnya. Kreatifitas penulis itu lahir seiring dan sejalan dengan dimilikinya pembendaharaan kata yang melimpah dari aktivitas membaca setiap harinya.

Lewat aneka bahan bacaan yang dibaca dan direnungkannya itu, maka jari-jari menulisnya itu semakin terasah untuk melahirkan sebuah karya tulis yang berkualitas dan menggugah para pembacanya. Aliran rangkaian tulisannya itu begitu mengalir tanpa beban, membuat para pembacanya itu begitu betah menikmati setiap kata dan rangkaian kalimat yang ditulisnya.

Berlatih menulis tiap hari itu membuat kualitas tulisan seseorang semakin terasah menjadi lebih baik. Tema tulisan apapun yang disampaikan lewat tulisan itu dapat tersampaikan dengan baik idenya kepada para pembaca yang menikmati tulisannya.

“Apabila pembaca itu merasa sedang berdialog langsung dengan pemiliki tulisan tersebut pada saat membacanya. Hal ini menandakan tulisan yang telah kita hasilkan itu telah berhasil dituliskan.

BACA JUGA:  Membaca Perjalanan Menulis

Dan ketika para pembaca itu telah menikmati tulisan tersebut, maka ide-ide tulisan yang telah penulis sisipkan dalam isi tulisan tersebut diharapkan dapat sampai dan diterima dengan baik oleh pikiran para pembacanya.” Ungkap Adra suatu waktu ketika memberi penjelasan pada penulis pemula tentang indikator suatu tulisan itu dikatakan berkualitas baik atau tidak.

❤oOo❤

Arda Dinata

Arda Dinata adalah penulis buku Strategi Produktif Menulis dan penulis kolom di https://insanitarian.com/ , https://ardadinata.com/, dan https://www.miqraindonesia.com/

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!